coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

Makanan Tampak Berkelas Tanpa Plastik Sekali Pakai

Posted March 17, 2020, 08:01 by Okky Sari

Pengunjung Dapoer Papa saat 'take away' makanan dan minuman kopi favoritnya. Foto: PlastikDetox

Rahadi Utomo bersama istrinya, merupakan pasangan arsitek yang merintis bisnis kafe minim plastik sejak 2017. Kafe Dapoer Papa ini cukup berani di kelasnya karena begitu kafe ini buka, langsung tak memberikan tas kresek, sedotan, styrofoam hingga menyediakan air minum isi ulang secara gratis.

“Bayangkan saja, makanan yang dipesan di restoran dan kafe dengan interiornya yang bagus, masakannya enak, eh saat dibungkus masih pakai styrofoam, kan tampak tak berkelas ya,” ungkap Rahadi saat ditemui di kafe mungil miliknya di Jalan Tukad Yeh Penet, Renon, Denpasar, Sabtu (7/3). 

Rahadi juga berpendapat bahwa seharusnya pemilik usaha menengah ke atas ini memiliki ruang akses informasi yang lebih daripada pedagang kaki lima. “Ya pasti mereka mengetahui tentang bahaya penggunaan plastik sekali pakai, juga apa yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak dari usaha mereka,” imbuh suami Adinda Citra ini.

Meskipun mungil, Dapoer Papa bisa dibilang kafe kekinian. Dapoer Papa menggunakan ejaan lama ‘Dapoer’ untuk mengenang zaman duhulu, atau Bahasa kerennya ‘klasik’. Kala itu tak banyak plastik yang digunakan untuk menjual makanan dan minuman. “Idenya kebanyakan dari saya, maka istri saya memberi nama Dapoer Papa,” ungkap Rahadi.


Pengunjung Dapoer Papa saat menikmati minuman pesanannya yang menggunakan sedotan dari stainless steel. Foto: PlastikDetox

“Saya bisa bilang kami cukup jahat ya, nggak ngasi pembelinya plastik sekali pakai, terutama sedotan,” ungkap Rahadi sambil mengenang beberapa pembeli yang protes kala itu. Rahadi menyampaikan kepada pembeli bahwa kafe ini memang tak menyediakan plastik sekali pakai, bahkan justru ia minta maaf ke pembeli. “Ya, berkomunikasi dengan pembeli itu memang tantangan, saya bilang maaf juga kalau kami ga ngasi sedotan karena kami mau mengurangi sampah plastik, he he,” ia tertawa.

Selama 3 tahun menjalani bisnis ini, Rahadi juga pernah kebingungan sehingga menyediakan sedotan kertas untuk pelanggannya. “Saya sempat menyediakan sedotan kertas, tapi saya berdebat dengan diri saya sendiri, kertas itu bukan solusi karena produksinya membutuhkan air dan energi lebih banyak daripada plastik,” ujar Rahadi yang akhirnya memutuskan menggunakan sedotan dari stainless steel.


Pengunjung saat mengisi ulang air minum secara gratis yang disediakan oleh Dapoer Papa. Foto: PlastikDetox

Menurut Rahadi, alasan yang membuat ia ingin mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di kafe karena sampah plastik dapat menyebabkan hewan menderita hingga mati. “Plastik itu tidak bisa terurai, kalau dibuang sembarangan kan bahaya, apalagi banyak hewan seperti sapi, penyu dan paus sampai menjadi korban karena makan sampah plastik,” jelasnya.

Rahadi juga mengkritik kebijakan pemerintah tentang peraturan pembatasan plastik sekali pakai. Menurutnya, peraturan ini belum berjalan maksimal karena masih minimnya edukasi dan solusi bagi khususnya pemilik usaha agar mereka tak menggunakan plastik sekali pakai. Ke depannya, Rahadi tetap ingin konsisten untuk menjalani bisnis minim plastik sekali pakainya. “Juga ingin agar pengunjung kafenya lebih rame lagi,” harapnya.

Penulis dan Editor : Luh De Dwi Jayanthi (coordinator PlastikDetox)

Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months