coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

Rayakan 11 Tahun, PlastikDetox Bahas Upaya Pelaku Usaha untuk Cegah Plastik Sekali Pakai

Posted August 9, 2023, 08:47 by Sri Junantari


Seminar Pemulihan Bumi dan Ekonomi oleh PlastikDetox Mengusung tema “Upaya Pelaku Usaha dalam Mencegah Sampah Plastik Sekali Pakai Pada Era Economic Recoveries”. Sumber: © PlastikDetox

Ulang tahun selalu menjadi momen yang spesial bagi semua orang. Berbagai macam perasaan dapat dirasakan oleh orang yang berbeda. Ada yang senang karena dapat merayakan hari jadi dengan diri sendiri, keluarga, maupun teman. Ada juga yang menjadi semakin bijaksana karena bertambahnya usia. Begitu pula dengan PlastikDetox yang merayakan 11 tahun perjalanannya dengan Seminar Pemulihan Bumi: “Upaya Pelaku Usaha dalam Mencegah Sampah Plastik Sekali Pakai Pada Era Economic Recoveries”.

Adapun beberapa tujuan diadakannya seminar ini, yaitu 1) Berbagi best practice pengurangan plastik sekali pakai, dan 2) menginspirasi pelaku usaha lain untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Seminar Pemulihan Bumi dan Ekonomi ini diadakan secara Hybrid pada Hari Selasa, 25 Juli 2023 bertempat di Dharma Negara Alaya, Jalan Mulawarman, Denpasar dan secara online melalui zoom meeting mulai pukul 08.00 - 11.30 WITA. Acara dihadiri oleh pelaku usaha (praktisi), akademisi, dan juga pemerintah sebagai peserta seminar serta pembicara yang mampu membantu mencapai tujuan dari seminar ini.

Seminar dibuka oleh sambutan dari Co-Founder PlastikDetox sekaligus Keynote Speaker dalam acara ini, Anna Sutanto. Selama sebelas tahun bersama PlastikDetox, Anna mengaku takjub saat menyaksikan bagaimana pelaku usaha kecil turut menjaga keselarasan bisnis dan lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Aksi ini dilakukan bahkan sebelum ada kewajiban dari pemerintah.

“Munculnya Pergub Bali no 97 Tahun 2018 yang memberlakukan pelarangan sempat meningkatkan aksi pengurangan plastik sekali pakai, yang kembali porak poranda selama pandemi 2020-2022 di mana plastik sekali pakai untuk hal dan situasi tertentu dibutuhkan sebagai tambahan keamanan,” ujar Anna Sutanto.

Dalam pidatonya, Anna Sutanto juga menyayangkan keberlanjutan penggunaan plastik pada level yang berlebihan. “Sayangnya, penggunaan plastik demi keamanan kemudian berlanjut hingga level berlebihan. Padahal untuk kesehatan lingkungan yang berujung pada kesehatan kita juga, kita harus bisa membedakan kapan kemasan itu diperlukan, kapan bisa dikurangi,” tambahnya.

Pembahasan seminar pun dimulai dari owner Isi Ulang Bali dan The Lauk Pauk, I Gusti Ayu Dian Asri Utami yang menceritakan kisah kedua usaha yang dimilikinya dalam mencegah plastik sekali pakai di rumah dan tempat usaha.

“Isi Ulang Bali lahir dari kekhawatiran akan banyaknya sampah, terutama plastik sekali pakai di rumah tinggal dan tempat usaha,” tutur I Gusti Ayu Dian Asri Utami. Sementara itu, The Lauk Pauk lahir dari kebutuhan akan makanan sehat tanpa MSG dengan harga terjangkau dan keinginan untuk memulai usaha makanan minim sampah sekali pakai.

Selain itu, ada pembahasan materi dari Inkubator Usaha Lestari (INKURI) yang disampaikan oleh Chairperson Pratisara Bumi Foundation, Saniy Amalia Priscila mengenai cara untuk menjadi pengusaha lestari dan pemahaman mengenai model bisnis usaha lestari serta kaitannya dengan usaha berkelanjutan.

“Gimana Indonesia mau “sustainable” kalau masyarakatnya tidak terhubung dengan esensi dari “sustainability” itu sendiri?” tegasnya. Dalam presentasinya, Saniy Amalia menyebutkan bahwa terdapat dua hal yang perlu diperhatikan pemilik usaha ketika menjadi pemilik bisnis usaha lestari, yakni 1) Menghitung dampak lingkungan dan sosial, dan 2) Melakukan kegiatan untuk mengurangi dampak negatif & meningkatkan dampak positif.

Ni Putu Yayuk Puspita Yanti sebagai pengelola Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana menyampaikan perspektif dari akademisi. Ia menyampaikan materi mengenai upaya untuk bisa meminimalisir sampah plastik, potensi usaha minim sampah plastik di masa depan, dan peran serta Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana untuk mendukung usaha minim plastik berkelanjutan.

Yayuk Puspita mengungkapkan keyakinannya bahwa sinergi pentahelix adalah pendekatan yang sangat relevan dan diperlukan dalam mengatasi permasalahan sampah secara efektif. Melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, industri, media, dan komunitas dapat menciptakan ekosistem yang berdaya guna dalam menghadapi tantangan sampah, serta merancang strategi yang holistik dan berkelanjutan.

Selain itu ia juga turut menuturkan bahwa, “Dalam permasalahan sampah ini juga sebetulnya ada potensi usaha baru yang bisa dikembangkan yaitu terkait dengan waste management. Kerjasama antara produsen dan konsumen dalam hal pengelolaan limbah juga merupakan hal yang sangat penting yang tentunya juga sejalan dengan Sustainable Development Goal (SDG) Nomor 12 yang berfokus pada “Ensure sustainable consumption and production patterns” dengan tujuan meminimalkan pembuangan limbah, dan menerapkan praktik ramah lingkungan di seluruh sektor masyarakat.”

Para panelis yang menghadiri seminar ini adalah kawan baik PlastikDetox yang saling membantu dalam aksi mencegah plastik sekali pakai di era pemulihan ekonomi. Seminar ini diharapkan dapat menginspirasi undangan dan peserta yang hadir untuk memulihkan bumi, rumah kita bersama.

Penulis: Luh Muni Wiraswari

Penyunting: Luhde Dwi Jayanthi


Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months