coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

Festival PlastikDetox 2023 - Perkenalkan Sistem Pakai Ulang Alat Makan untuk Kurangi Plastik Sekali

Posted September 5, 2023, 06:15 by Sri Junantari


Kegembiraan pengunjung Car Free Day yang sedang menjajal permainan ular tangga raksasa yang menjadi salah satu instalasi pameran Festival PlastikDetox. Sumber: © PlastikDetox/Gratiani B Pratita

 

Festival PlastikDetox 2023 hadir kembali usai sukses menggelar perhelatan perdana tahun 2022. Kali ini, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali-Nusa Tenggara turut memberikan dukungannya seperti pada penyelenggaraan sebelumnya. Festival PlastikDetox 2023 telah berlangsung pada Minggu, 27 Agustus 2023 bertempat di kantor P3E Bali-Nusa Tenggara, yang terletak di sebelah timur Lapangan Puputan Margarana, Renon, Denpasar.

Mengambil inspirasi dari sebelas tahun perjalanan sebagai organisasi, kami dengan sukacita mempersembahkan tema untuk festival tahun ini yaitu "Co11aboration in Dwiversity". Tema ini muncul melalui refleksi mendalam atas perjalanan panjang kami selama 11 tahun, sekaligus menjadi perayaan atas penyelenggaraan Festival PlastikDetox yang ke-2. Sebagai bagian dari Yayasan Kita untuk Semesta, PlastikDetox menjadi wadah bagi individu-individu berbakat dan para anggota yang memiliki misi selaras. Berasal dari beragam latar belakang, kami berharap semangat kolaborasi dapat menyatukan kita dalam membangun komunitas yang tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang dan memberikan dampak baik untuk sekitar.
 

Selaras misi PlastikDetox, kami merancang setiap pengalaman selama festival melibatkan seminimal mungkin sampah plastik dari setiap pihak yang terlibat, termasuk juga pengunjung. Tahun ini, PlastikDetox menekankan sistem pakai ulang dengan menggunakan Taksu (Take Use Return). “Sistem ini mengedukasi konsumen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan alat makan pakai ulang. Alat-alat Taksu meliputi piring, gelas, mangkok, sendok dan garpu yang bisa dipakai ulang, serta dapat digunakan dengan sistem deposit,” ujar Sri Junantari selaku Ketua Panitia Festival PlastikDetox 2023. Untuk itu, kami berharap setiap pengunjung festival membawa botol minum, kotak makan, dan peralatan makan sendiri atau menggunakan Taksu Deposit untuk mewujudkan festival minim sampah.

Pengunjung menggunakan alat makan Taksu. Sumber: © PlastikDetox/Gratiani B Pratita

Perjalanan sebelas tahun PlastikDetox dalam mendampingi pelaku usaha mengupayakan praktik minim sampah plastik sekali pakai adalah proses yang panjang dan melibatkan banyak pihak. “Kami memperkenalkan sistem pakai ulang Taksu Deposit agar menjadi festival percontohan untuk pengurangan penggunaan plastik sekali pakai,” ujar Ketua Yayasan Kita untuk Semesta, Ni Wayan Ani Yulinda. Semoga kedepan, PlastikDetox bisa terus hadir dengan inovasi dalam mendampingi pelaku usaha anggota dan mengajak lebih banyak pihak untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

 

Kepala P3E Ekoregion Bali Nusa Tenggara, Ni Nyoman Santi, S.T., M.Sc. sangat mendukung gerakan PlastikDetox dalam upaya pencegahan penggunaan plastik sekali pakai. “Ini sesuai dengan kebijakan penerapan Permen LHK nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Pengurangan Sampah oleh Produsen untuk pelaku usaha kecil, khususnya bidang jasa makanan dan minuman, PerGub Bali Nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, PerGub Bali Nomor 47 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber,” ungkapnya sekaligus membuka acara.
 

Dalam rangka menciptakan pengalaman berfestival minim sampah plastik yang semakin asyik, kami telah menyiapkan berbagai kegiatan menarik. Di antaranya termasuk seminar, pop-up market, lomba, pameran, lokakarya, penghargaan, serta media gathering. Tahun ini, kami juga mempersembahkan rangkaian acara baru, seperti lomba Reels dengan tema 'Belanja Minim Plastik' yang akan berlangsung sepanjang Festival PlastikDetox. Selain itu, workshop mengenai cara membuat tas dari baju bekas, dan penampilan spesial dari Komunitas Stand-up Comedy Bali. Ada juga Kedai CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali), penjualan barang secondhand dari relawan dan kolega PlastikDetox. Jangan lewatkan juga peluncuran panduan praktik terbaik dalam mengurangi sampah plastik yang dirangkum secara eksklusif oleh PlastikDetox.

 

Timpal-timpal PlastikDetox juga bisa mendukung kerja-kerja PlastikDetox dalam mendampingi pelaku usaha untuk mengurangi penggunaan plastik dengan membeli kupon Festival PlastikDetox 2023. Nantinya, kupon ini dapat ditukarkan dengan berbagai penawaran menarik dari peserta pop-up market yang sudah dikurasi, meliputi: Refill Station, Pangan Sehat Gang Saridewi binaan PPLH Bali, The Lauk Pauk, Trico Cafe, Chai Kaffie & Satvika Bhoga, dan Bali Buda, serta Produk kreatif dari Akusiji dan Semesta Mendukung.
 

Seluruh panitia yang terlibat dalam Festival PlastikDetox 2023 ini bekerja secara sukarela. Kami sangat berterima kasih untuk setiap kontribusi yang mereka berikan. Begitu juga kami ucapkan terima kasih untuk rekan media yang turut mewartakan acara ini, Elkoga Radio Bali, Pinguin FM, Pers Akademika, Bale Bengong, Nusa Bali, RPKD, RRI Pro 2 Denpasar. Rekan komunitas, meliputi Basa Bali Wiki, Griya Luhu, Greeneration Foundation, InfoUMKM.id, Pulau Plastik, Saya Pilih Bumi untuk kolaborasinya. Dukungan dari rekan sponsor juga sangat kami apresiasi, 24MHLS, Alam Sustainability Consultants, Bali Refill Station, Bali Sustainable Seafood, Catalyze, Cellular World, Gelato Secrets, Jane Fischer, Kue Ibu, Lotus Asia Tours, Lotus Seaview Restaurant, PPLH Bali, Sustainable Suzy, Surfer Girl, Tandjung Sari, Tugu Hotels, Warung Kecil Infinity, Yabbiekayu.
 

Terakhir kami ucapkan selamat berfestival. Semoga festival ini dapat menjadi contoh penyelenggaraan acara yang mempertimbangkan dan mengantisipasi timbulnya sampah yang dihasilkan selama acara. Ayo bersama-sama kita ciptakan pengalaman berfestival yang minim sampah plastik!


Panitia berfoto bersama seusai Festival PlastikDetox. Sumber: © PlastikDetox/Gratiani B Pratita
 

Penulis: Ni Kadek Diana Pramesti

Penyunting: Luh De Dwi Jayanthi

 


Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months