coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

GingerJava Hut Buktikan Bisnis Ramah Lingkungan Hasilkan Profit

Posted March 12, 2018, 04:52 by Okky Sari

Saat ini di Bali banyak bermunculan bisnis di bidang kuliner yang menyajikan aneka rasa bagi masyarakat. Tapi pernahkah terpikir bahwa usaha kuliner tersebut sudah ramah lingkungan? Apa pentingnya untuk mereka?

 

GingerJava Hut salah satu kedai yang menerapkan konsep ramah lingkungan. Kedai ini berlokasi di Jalan Danau Toba, Sanur. GingerJava Hut menjual jus, smoothies, dan minuman tradisional berbahan dasar jahe dan kunyit. Memulai bisnis dari November 2016, GingerJava Hut telah menerapkan konsep tersebut dengan menggunakan produk ramah lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik dan juga mengedukasi pelanggan agar peduli mengenai masalah lingkungan.

Tatok sebagai pemilik GingerJava Hut memiliki semangat untuk menjalankan usaha di bidang kuliner yang ramah lingkungan. Ini dapat dilihat dari desain interior kedai dengan tiang bambu dan tempat duduk yang nyaman untuk bersantai. Selain itu jus disajikan dengan menggunakan sedotan kaca. Untuk pelanggan yang ingin take away, GingerJava Hut menggunakan botol kaca.

Selain itu memilah sampah pun dilakukan untuk memisah sampah non organik dan organik. Semua hal yang ramah lingkungan dilakukan untuk meminimalisir pencemaran lingkungan. Selain itu, GingerJava Hut juga memilih detail produk ketika berbelanja bahan kebutuhan untuk berjualan. “Kalau kita mau belanja beli yoghurt, itu bungkusnya pake bahan apa? Aku perhatiin detailnya kalau belanja. Aku juga bakal kasih denda ke stafku kalau dia ketahuan belanja pakai tas plastik,” jelas Tatok.

Mengubah pandangan tentang plastik adalah tantangan tersendiri untuk dunia bisnis kuliner, karena beberapa pelaku bisnis hanya memikirkan profit tanpa tau manajemen pengolahan sampah. Namun, Tatok ingin membuktikan pada pelaku bisnisnya bahwa dengan konsep ramah lingkungan, kedai jus miliknya bisa mendapatkan profit. “Kita ini emang kaum minoritas, tapi harus fighting against plastic,” ujarnya. Sejauh ini juga tidak ada keluhan dari pelanggan, dukungan pun banyak diberikan dengan adanya konsep ramah lingkungan di GingerJava Hut.

Tatok sedang berproses untuk memperbesar bisnisnya seiring dengan idealismenya mengenai bisnis berkonsep ramah lingkungan. Tatok berharap agar semua orang yang terlibat dalam bisnis kuliner bisa lebih peduli terhadap masalah lingkungan. “Pelanggan kalau take away di restoran minimum harus peduli, misalnya bawa tempat sendiri kalau mau bungkus makanan atau minuman. Pemiliki juga harus peduli, don’t be greedy,” serunya.  

Ada banyak sampah yang dihasilkan dari bisnis kuliner seperti restoran, kafe, maupun kedai. Berapa sampah plastik yang mereka hasilkan tiap harinya? Bagaimana mereka mengelola sampah tersebut? Hal ini jelas harus diperhatikan oleh seluruh pemilik bisnis agar lebih peduli terhadap lingkungan. Tatok mengatakan, mewujudkan konsep ramah lingkungan itu tidaklah susah.

Hanya para pemilik bisnis yang kurang peduli dan tidak mengetahui manajemen sampah. “Mereka nggak mikir kalau laut dan pantai itu sudah tercemar. Turis itu tertarik ke Bali karena pantainya,” ungkapnya. Ia juga mengatakan ikan di laut sudah tercemar sampah plastik, padahal pada akhirnya orang makan ikan itu juga.

GingerJava Hut adalah salah satu member di PlastikDetox Bali dari tahun 2017. Konsistensi dan semangat untuk peduli di bidang lingkungan bukan hambatan bagi Tatok untuk menjalankan bisnisnya di GingerJava Hut. Kita bisa mencari profit dari bisnis kuliner tanpa melupakan tanggung jawab untuk menjaga lingkungan.

Semua yang kita lakukan pada akhirnya akan kembali ke diri kita, kepedulian terhadap lingkungan juga seharusnya ditingkatkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Hal ini tentunya butuh proses untuk mengubah perspektif pemilik bisnis. Masyarakat serta semua pihak yang terlibat dalam bisnis kuliner agar mulai mengubah pola pikirnya menjadi lebih peduli dan ramah lingkungan.

Penulis : Purwaningdyah Ayu Saraswati
Universitas Atma Jaya Yogyakarta

 

 

Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months

Other News