coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

5 Cara Diet Plastik dalam Kegiatan Konsumsi Sehari-hari

Posted November 23, 2023, 02:35 by Sri Junantari


Kita bisa mencegah sampah kantong plastik dengan mengemas belanjaan kita menggunakan tas kain yang dapat digunakan berulang kali. Sumber: © Syda Productions for Canva Pro
 

Waktu itu saya berkunjung ke sebuah restoran mie waralaba yang sedang viral. Saya mencoba menu mie dengan harganya relatif terjangkau tetapi mempunyai cita rasa yang cukup enak dengan makan di tempat. Saya melihat ke sekeliling dan menemukan puluhan orang yang saat itu sedang menyantap makanannya maupun nongkrong di sana. Antrian driver ojek online juga tidak ada hentinya untuk mengambil pesanan.

Saat makanan yang saya pesan datang, saya agak terkejut dan kecewa karena makanan dihidangkan dalam packaging kertas. Awalnya saya mengira kalau makan di tempat, makanan akan disajikan dalam wadah pakai ulang yang bebas plastik maupun kertas. Saya pun membatin dengan banyaknya pengunjung yang datang untuk makan di tempat maupun yang take away, ditambah lagi dengan pesanan driver ojek online, betapa banyaknya sampah yang dihasilkan dalam sehari dari packaging restoran ini. Hal ini adalah kondisi yang sangat mengkhawatirkan apabila tidak ada cara penanganan yang efektif untuk memastikan sampah packaging tersebut tidak mengotori lingkungan.

Plastik menjadi bagian dalam industri food and beverage (FnB) sebagai kemasan untuk mengantarkan bahan makanan atau makanan siap saji dari produsen ke pembeli. Namun, plastik juga menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan akibat dari pola konsumsi yang berlebihan dan penanganan yang tidak ideal. Mengutip National Plastic Waste Reduction Strategic Actions for Indonesia (2020) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, industri plastik di Indonesia tumbuh secara signifikan dan 60% dari produksi plastik (menggunakan berbagai variasi polimer seperti PET, PE, dan PP) didominasi oleh industri makanan dan minuman. Menurut data Survei Penggunaan Kantong Plastik pada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dari Katadata Insight Center pada tahun 2020, 95,5% UMKM makanan dan minuman di DKI Jakarta masih bergantung dari penggunaan kantong plastik. Sedotan menjadi produk berbahan plastik terbanyak kedua yang digunakan oleh 42,6% responden UMKM makanan dan minuman. Selain korporasi produsen makanan, dapat dilihat bahwa usaha makanan dan minuman yang sering menjadi konsumsi masyarakat merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbesar.

Melihat dampak buruk dari sampah plastik untuk lingkungan dan juga iklim, pencarian solusi untuk mengurangi penggunaan plastik di industri makanan dan minuman menjadi relevan dan perlu diterapkan secara masif. Selain, peran besar dari para korporasi, pemilik usaha makanan dan minuman, dan pemerintah untuk menerapkan regulasi yang berpusat pada ekonomi sirkuler dan penggunaan alternatif selain plastik sekali pakai, konsumen juga perlu untuk lebih peduli dengan pola konsumsinya. Mengutip artikel dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), ada 5 cara untuk mengurangi penggunaan plastik yaitu:

  1. Menghindari penggunaan plastik sekali pakai

Kita bisa menghindari penggunaan plastik sekali pakai dengan menggunakan alternatif lain seperti tas belanja dari kain, alat makan dari logam, keramik, atau bahan organik. Menyimpan tas kain di dalam kendaraan sehari-hari dan membawa alat makan dalam pembungkus kain yang praktis dapat menjadi siasat agar tidak kelupaan ketika kita memerlukannya saat berbelanja.

  1. Mengenali produk-produk yang mengandung mikroplastik

Kita harus segera beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan. Contohnya adalah bahan kosmetik yaitu “exfoliant” yang mengandung “beads” plastik kecil yang karena ukurannya yang kecil dapat dengan mudah sampai di lautan dan berakhir menjadi makanan ikan dan hewan laut lainnya. Pada akhirnya bisa berakhir di tubuh manusia.

  1. Membawa botol minum yang bisa dipakai ulang

Kita bisa mencoba mengisi ulang botol minum kita di lokasi-lokasi tertentu seperti konser musik atau fasilitas-fasilitas umum lainnya. Selain itu, ketika kita bertanya kepada pelayan di rumah makan atau cafe, biasanya mereka mengizinkan kita untuk mengisi ulang botol air minum. Botol yang dapat digunakan terus menerus dapat menjadi alternatif yang baik tanpa harus menggunakan produk-produk terkenal yang harganya relatif lebih mahal.

  1. Menolak alat makan dari plastik sekali pakai

Kita bisa mengurangi sendok, garpu, sedotan dari plastik dan meminta tempat makan untuk menggunakan sesedikit mungkin pembungkus dari plastik. Lebih baik lagi untuk membawa kotak makan dan alat makan sendiri sebagai pengganti packaging plastik dari restoran atau warung makan. Aplikasi pengantaran makanan juga sudah memiliki fitur untuk menolak alat makan dari plastik untuk membantu pengurangan plastik sekali pakai saat kita memesan makanan secara online.

  1. Prioritas pada pencegahan

Daur ulang adalah solusi darurat yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dan membutuhkan biaya yang besar. Sebagai individu-individu yang ingin melakukan diet plastik, kita bisa melakukan pengurangan bertahap dan memakai ulang produk plastik. Kita juga bisa memulai melakukan pemisahan sampah plastik dan organik. Bagian terpenting adalah kita harus lebih bijaksana dan selektif dalam menggunakan produk berbahan plastik.

 

Pengurangan penggunaan plastik di industri makanan dan minuman memerlukan kerjasama kolektif dari berbagai pihak termasuk korporasi, pemerintah, dan pemilik usaha lainnya. Namun, konsumen sebagai pengguna akhir dari produk menjadi pihak yang penting untuk mengurangi permintaan dari plastik sekali pakai dan mendorong penggunaan produk alternatif yang lebih ramah lingkungan. Beralih ke penggunaan alat makan pribadi yang minim plastik menjadi awal upaya individu yang harus diterapkan secara kolektif untuk mengeliminasi kebutuhan akan plastik sekali pakai dan mengurangi sampah yang berakhir ke lingkungan hidup secara masif.

Penulis: Gde Juliartha Arief

Penyunting: Sri Junantari

 

Tentang penulis:

Sehari-hari bekerja sebagai desainer website dan aplikasi digital, juga peneliti di bidang consumer behaviour dan user experience. Gemar berolahraga terutama tenis dan bulutangkis. Kalo ada waktu senggang biasa dipakai untuk menonton Netflix, bermain gitar bass, atau membaca buku.


Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months

Other News