coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

Dilema Diet Plastik Pada Masa Pandemi

Posted April 8, 2021, 08:54 by Dwi

Kudapan dan alat makan yang dibungkus dengan plastic wrap saat berkegiatan di hotel selama pandemi, Kamis (8/4/2021) ©PlastikDetox

Berkegiatan di luar selama masa pandemi memang cukup merepotkan karena ada beberapa perlengkapan tambahan yang perlu dipersiapkan. Mulai dari masker, hand sanitizer dan di beberapa situasi perlu memakai face shield. Bagi yang memang sudah lebih dulu menerapkan diet plastik, tambahan perlengkapan ini menambah daftar panjang barang yang perlu dipersiapkan saat bepergian.

Kudapan yang dibungkus dengan plastic wrap saat berkegiatan di hotel selama pandemi, Kamis (8/4/2021) ©PlastikDetox

Geliat aktivitas yang saat ini mulai bergerak di masa pandemi mengharuskan banyak penyesuaian pada kegiatan kita sehari-hari. Contohnya saja ketika harus mengikuti pertemuan di sebuah hotel. Guna menjamin pencegahan terpapar COVID-19, protokol yang perlu dipersiapkan juga menambah jumlah produksi sampah plastik. Misalnya saja plastic wrap untuk membungkus kudapan, plastik pembungkus alat makan, hingga sarung tangan plastik.

Penambahan produksi sampah plastik selama pandemi bisa terjadi tanpa kita sadari. Seperti contohnya meningkatnya  penggunaan sabun yang juga akan meningkatkan jumlah produksi bungkus plastik sabun. Contoh lainnya, beberapa toko makanan favorit kamu ada yang terpaksa harus membungkus makanannya dengan plastik demi alasan kepercayaan pelanggan terhadap perlindungan dari kontaminasi COVID19. Belum lagi banyak yang memilih menggunakan layanan belanja daring termasuk untuk makanan.

Selain untuk keseharian di bidang kesehatan keharusan untuk menunjukan bukti tes negatif COVID-19 ketika bepergian juga memberi dampak peningkatan produksi plastik. Misalkan saja untuk pengujian dengan metode antigen yang saat ini sedang populer, kita menghasilkan limbah plastik. Belum lagi alat pelindung diri yang sangat krusial diperlukan untuk melindungi petugas kesehatan saat bertugas yang juga 100% terbuat dari plastik.

Alat makan yang dibungkus plastic wrap saat berkegiatan di hotel selama pandemi, Kamis (8/4/2021) ©PlastikDetox

Semua hal di atas diperparah dengan aktivitas pengelolaan sampah yang tidak ikut meningkat. Apalagi di Indonesia, budaya memilah sampah belum menjadi kebiasaan, beban pekerjaan yang harus dipikul oleh pengolah sampah semakin bertambah bahkan memberi resiko penularan. Pasalnya, hal ini terjadi karena masyarakat sudah mulai melirik masker medis menjadi penggunaan keseharian.

Lonjakan limbah plastik yang cukup banyak di masa pandemi ini dapat menyebabkan masalah yang lebih besar di masa mendatang. Perlu diperhatikan bahwa situasi yang tidak terkontrol ini bisa jadi mengakhiri peradaban manusia lebih cepat dari virus COVID-19. 

Penulis: Ida Ayu Purniza Maysitha (relawan PlastikDetox)

Editor: Luh De Dwi Jayanthi (koordinator PlastikDetox)

 

Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months

Other News