coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

Pemberdayaan Wanita dan Misi Penyelamatan Ibu Pertiwi

Posted May 10, 2022, 01:42 by Sri Junantari


Sumber: © shutterstock

 

Berdasarkan sumber dari Getsmarter.com di tahun 2021, wanita membuat lebih banyak keputusan untuk menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan, dan 10% lebih tertarik untuk belajar mengenai kehidupan yang berkelanjutan dibandingkan laki-laki. Selain itu, Jesse Klein dalam penelitiannya menemukan bahwa 58% dari Eksekutif Berkelanjutan di perusahaan-perusahaan besar adalah wanita. Pembawaan alami wanita yang lebih sensitif, berhati lembut, dan mengayomi menciptakan karakter yang tepat bagi wanita untuk berkontribusi dalam memimpin peran-peran gerakan dan program berkelanjutan. 

Menurut Al Gore, dalam sambutannya di Climate Reality Leaders Training 2021, ada dua pendekatan utama yang dapat dilakukan dalam kampanye untuk meningkatkan kehidupan berkelanjutan dan kampanye penyelamatan lingkungan, yaitu pendekatan rasional dan pendekatan emosional. Menurut penulis, pendekatan rasional dengan menyajikan data-data dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan audiens terkait masalah-masalah keberlanjutan, namun pendekatan emosional lah yang membuat audiens tergerak dan termotivasi untuk berbuat lebih. 

 

Wanita lebih tergerak dari pendekatan emosional dan dari sana tergerak untuk berbuat lebih. Namun tentu untuk dapat berkontribusi, faktor emosional ini perlu ditunjang dengan pengetahuan yang cukup dan memadai. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 dan data dari United Nations Development Program (UNDP), ketimpangan gender Indonesia merupakan yang tertinggi di Indonesia. Hal ini menandakan masih rendahnya tingkat pemberdayaan wanita di Indonesia dalam aspek tingkat kematian dalam melahirkan, kesetaraan pencapaian pendidikan, kesempatan kerja, dan keterlibatan perempuan di parlemen. 

 

Penulis, sebagai wanita melihat pemberdayaan wanita lebih jauh dari tingkat pendidikan dan partisipasi dalam parlemen. Itu seperti meningkatkan harga diri dan martabat wanita, kemampuan untuk menentukan pilihannya sendiri, dan hak untuk melakukan perubahan dalam lingkungannya yang mana dapat secara signifikan berkontribusi pada peningkatan keterlibatan wanita dalam aksi keberlanjutan. 

 

Sebagai contoh, penggunaan pembalut setiap bulannya dapat menimbulkan sampah yang membahayakan lingkungan. Walaupun banyak wanita yang sadar dan ingin mengganti pembalut menggunakan produk alternatif yang dapat mengurangi limbah, seperti women cup atau menstrual cup. Namun karena kurangnya pendidikan seks di Indonesia menyebabkan banyak wanita tersebut takut dan menganggap penggunaan menstrual cup itu tabu. Akankah pilihan dan pandangan mereka berubah ketika memiliki pendidikan seks dan pengetahuan biologis terhadap cara kerja tubuh mereka dengan lebih komprehensif? Seberapa besar pengaruh pendidikan dan pengetahuan yang relevan dalam meningkatkan kontribusi wanita dalam aksi keberlanjutan baik di generasi mereka dan generasi selanjutnya? 

 

Wanita adalah guru pertama bagi generasi penerus. Pemberdayaan wanita akan memberikan domino efek positif bagi wanita tersebut dan generasi selanjutnya. Indonesia dan pergerakan keberlanjutan harus secara inklusif memberdayakan dan melibatkan wanita dalam prosesnya. Misi penyelamatan Ibu Pertiwi hanya akan berhasil ketika ibu dari generasi ini berdaya dan merdeka secara berpikir. 
 

Bahan bacaan:

https://www.un.org/press/en/2022/wom2216.doc.htm

http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_indikator_kinerja_pemda/detail/8-pemberdayaan-perempuan-dan-masyarakat

https://www.worldvision.com.au/womens-empowerment/

 

Penulis: Dwi Dharmiyanti (Relawan PlastikDetox)

Penyunting: Dwi Jayanthi (Manajer PlastikDetox)

 

Profil Penulis: Pekerja sektor keberlanjutan yang memiliki ketertarikan terhadap kegiatan alam dan makanan berkelanjutan


Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months

Other News