coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

10 Pebisnis Kafe dan Restoran Bahas Minim Plastik

Posted July 4, 2022, 05:13 by Sri Junantari


Foto bersama peserta dengan memamerkan minuman yang menemani sepanjang diskusi di forum silaturahmi anggota PlastikDetox. Sumber foto: ©PlastikDetox

Tiga puluh menit sebelum acara dimulai, tim PlastikDetox bersiap di depan layar untuk memastikan persiapan teknis dan non-teknis acara. Ada yang daring dari kantor dan ada juga dari rumah pada Selasa (28/6). Kini saat yang ditunggu telah tiba, akhirnya para anggota PlastikDetox berkumpul untuk saling bercerita tentang kenapa dan bagaimana menjalankan bisnis minim plastik sekali pakai yang kemudian akan disebut PSP dalam tulisan ini.

Waktu menunjukkan 09.50 WITA, Sri Junantari selaku koordinator sekaligus pembawa acara membuka akses untuk seluruh peserta via Zoom meeting. Tampak satu per satu dari mereka hadir mengikuti forum yang pertama kali digelar sejak sepuluh tahun PlastikDetox berdiri. Anna Sutanto sebagai pemantik diskusi mengatakan, “Forum ini terilhami dari sesi obrolan di acara training PlastikDetox. Diharapkan forum ini sebagai ajang saling berbagi pengalaman untuk anggota. Rencananya akan rutin diadakan setiap 6 bulan sekali.”

Kurang lebih seminggu sebelum forum ini terlaksana, masing-masing anggota menyiapkan harapan yang akan diperoleh dari forum ini yaitu strategi pengurangan PSP dari sesama anggota, pembaruan semangat pengurangan PSP, dan usulan pengurangan PSP lebih lanjut. Ini selaras dengan visi, misi dan kapasitas PlastikDetox untuk memberikan edukasi dan penambah semangat usaha kecil dalam pengurangan PSP.

Diskusi yang berlangsung selama dua jam ini diawali oleh Suri dari Warung Kecil Group. Suri mengatakan Warung Kecil Group mencoba mengurangi sedikit demi sedikit pengurangan PSP. Mulai dari styrofoam, tas kresek hingga sedotan plastik. “Agar pelanggan lebih termotivasi mengurangi sampah, kami juga memberikan diskon sepuluh persen bagi pelanggan yang membawa wadah makan dan minum sendiri,” ujarnya.

Kabar menarik juga disampaikan oleh Evelyn Sinugroho dari Kopte Sanur. “Meskipun Kopte ini franchise, tetapi kami juga bisa bernegosiasi terkait penggunaan sedotan plastik dan takeaway-nya. Kami sediakan piring kaca, pisau, dan garpu untuk makan roti di tempat. Khusus untuk gelas plastiknya memang tak bisa pakai yang lain karena ada labelnya,” terangnya.

Selain itu, komitmen pemilik usaha ternyata juga bisa diperkuat dari pelanggan. Adinda dari Dapoer Papa Coffee menyampaikan bahwa termotivasi untuk tetap melakukan pengurangan PSP karena banyak pelanggan yang sudah mulai peduli. Bahkan ia justru memperoleh ide alternatif pengganti sedotan plastik dari pelanggan. “Itu yang membuat saya lebih bersemangat. Pelanggan jadi lebih memilih untuk ke kafe yang ramah lingkungan. Selain kita juga mengedukasi mereka dan teman-temannya juga,” ungkap Adinda bersemangat.

Cerita lain dari Adinda, ia juga telah berusaha mengurangi PSP dari supplier dan  kardus dijual ke bank sampah atau tukang rongsokan. “Untuk kemasan susu dari kertas duplek diangkut oleh partner PlastikDetox yaitu ecoBali,” imbuhnya.

Rai Wibawa dari Tanjung Sari mengatakan hotel sudah menyediakan air minum berbotol kaca untuk setiap kamar. Pegawai Tandjung Sari juga diberikan tumler sehingga tak perlu jajan air minum dalam kemasan botol plastik. Selanjutnya Deri Pribadi Aska dari Warung Kopi Sepenuhati menyampaikan sejak berdiri pada 2018 sudah memakai konsep pengurangan plastik sekali pakai dengan memakai botol kaca yang gepeng sebagai ciri khas mereka.

Tak terasa waktu makan siang pun tiba, diskusi ini pun ditutup dengan harapan pemerintah perlu lebih serius melarang penggunaan PSP tertentu, sehingga bisa membantu dalam kebijakan publik agar dampaknya lebih menyeluruh. Begitu pula PlastikDetox memiliki tugas untuk lebih mengoptimalkan gerakan ini agar senantiasa mendukung perkembangan bisnis para anggota.

Hingga akhir acara ada sepuluh peserta yang penuh semangat menutup forum kali ini, yaitu Suri (Warung Kecil Group), Adinda (Dapoer Papa Coffee and Beyond), Pia Desideria (Genius Café), Evelyn Sinugrioho (Kopte Sanur), Ricky Gazali (Bali Refill Station), Rayen Satriana (Bono Coffee), Agik Setiawan (Eskobar Coffee and Co), Rai Wibawa (Tandjung Sari Hotel),  Darma Putra (Warung Lebur), dan Deri Pribadi dari Sepenuh Hati Kopi.

Penulis: Dwi Jayanthi (Manajer PlastikDetox)

Penyunting: Sri Junantari (Kepala Divisi Program)


Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months

Other News