coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

5 Tips Menghindari Fast Fashion Saat Lebaran

Posted April 14, 2022, 04:35 by Sri Junantari


Mix and match pakaian untuk Lebaran. Sumber foto: MataMata.com

Lebaran sebentar lagi. Baju baru sebentar lagi. Wah ini bukan hanya lagu untuk anak-anak namun kaum dewasa juga mengimpikan membeli baju baru. Tak apa, sekali setahun. Namun, apakah betul sekali setahun?

Saat ini ada kecenderungan untuk mengakomodasi 'fast fashion'.  Fast Fashion  mendorong konsumsi berlebihan dan juga limbah yang berlebih, sehingga berdampak pada lingkungan. Dalam kondisi dunia yang perlu perhatian, jumlah bahan fashion yang didaur ulang untuk membuat pakaian baru kurang dari 1%. Pakaian mengonsumsi air tawar dalam volume besar, dan menciptakan polusi kimia serta plastik. Fast fashion juga menguras sumber daya air dunia, mulai dari menumbuhkan dan memproduksi serat hingga mewarnai, finishing, dan juga mencuci pakaian.

Terdapat beberapa cara yang bisa lakukan untuk menghindari dampak dari Fast Fashion saat Lebaran:

1. Beli lebih sedikit dan pakai lebih banyak

Dalam hal ini, beli pakai sesuai kebutuhan dan pakailah hingga bosan serta lakukan kreasi dan modifikasi hingga datangnya kebosanan itu menjadi lebih panjang. Modifikasi dapat dilakukan dengan menambahkan selendang atau scarf membuat pakaian jadi lebih modis.

2. Pilih yang buatan lokal

Buatan bahan dan pakaian lokal cenderung lebih sedikit menghabiskan bahan bakar untuk transportasi yang akan menghasilkan jejak karbon dari bahan bakar tersebut. Bahan lokal ciri etnik setempat sangat menarik. Penjahit setempat yang merupakan penjahit langganan cenderung memberikan kemudahan untuk layanan perbaikan seumur hidup.

3. Belanja dan beramal

Setiap membeli pakaian, lakukan juga pengeluaran pakaian dari lemari untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan seperti panti asuhan. Selain itu dapat pula diberikan kepada tetangga atau keluarga yang senang menerimanya. Hindari membuang pakaian ke tempat sampah. Bila memungkinkan, meminjamkan pakaian kepada yang membutuhkan juga merupakan amal.  

4. Sewa atau pinjam pakaian 

Untuk acara-acara tertentu, yang akan menggunakan pakaian tertentu yang hanya sekali dipakai, usahakan menyewa pakaian. Dengan menyewa pakaian, lemari tak berubah fungsi menjadi kotak gudang simpan.  

5. Baca yang tertera pada label

Saat harus belanja pakaian, perlu diketahui dan disadari bahwa pemakaian berbahan kapas sangat bijaksana. Dapat pula dipertimbangkan bahan polimer sintetis berbasis bio yang dibuat dari tanaman yang dapat diperbarui. Bahan ini dapat berdampak mengurangi emisi karbon hingga 60%. Pertimbangan juga dapat diberikan untuk pakaian yang menggunakan polyester daur ulang (rPET). Namun usahakan menghindari pakaian dengan serat sintetis berbasis minyak bumi seperti poliester membutuhkan lebih sedikit air dan tanah dibandingkan kapas, tetapi serat ini memancarkan lebih banyak gas rumah kaca per kilogram.  

Selain hal tersebut di atas, untuk kondisi sehari-hari, perhatikan perlakuan saat pencucian.  Pakailah air suhu kamar untuk mencuci pakaian sehari-hari serta membalik pakaian saat penjemuran untuk membuat pakaian lebih tahan lama.

Saat ini juga mulai digalakkan pilihan pakaian dengan yang dapat meminimalkan dampak lingkungan dari industri pakaian, karena akan mengurangi penggunaan pupuk kimia, pestisida, dan air.


Sumber inspirasi: 

https://mediaindonesia.com/weekend/238334/ini-7-cara-menghentikan-fast-fashion

 

Penulis: Oka Saraswati (Relawan PlastikDetox)

Penyunting: Dwi Jayanthi (Manajer PlastikDetox)

Profil penulis: Pengajar di Universitas Udayana.


Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months

Other News