coordinator@plastikdetox.com

Empowering small businesses to prevent waste

Perubahan Iklim dan Upaya yang Dapat Kita Lakukan untuk Memeranginya

Posted April 21, 2022, 03:27 by Sri Junantari


Ilmuwan Peter Kalmus menjalankan aksi protes untuk menghentikan penggunaan dan pendanaan bahan bakar fosil pada 6 april 2022 di gedung JP Morgan Chase. Sumber foto: © Akun Twitter @ClimateHuman.

Akhir-akhir ini sedang marak diperbincangkan mengenai aksi beberapa ilmuwan di Kota London, Inggris yang melakukan protes terhadap keberlanjutan penggunaan bahan bakar fosil yang menjadi salah satu penyumbang terbesar gas rumah kaca pemicu perubahan iklim. Aksi mereka didasari oleh temuan dari laporan “Climate Change 2022: Impacts, Adaptation, and Vulnerability” yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Laporan ini berisi pernyataan dan bukti bahwa perubahan iklim telah berdampak di setiap sudut dunia. Dampaknya bisa jauh lebih parah jika kita gagal untuk mengurangi separuh emisi gas rumah kaca dekade ini dan tidak segera melakukan adaptasi ke alternatif yang lebih ramah lingkungan. 

 

Mereka mendesak pemerintah untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan sebagai usaha untuk menyelamatkan lingkungan.

 

Tagar #LetTheEarthBreathe yang menjadi trending di Twitter menjelang Hari Bumi yang diperingati pada 22 April 2022 karena ikut menyuarakan aksi protes ini. Tidak hanya itu, cuitan menggunakan tagar #LetTheEarthBreathe digunakan sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam memberikan kepedulian mereka. Sebagai individu, kita harus tahu seberapa pentingnya upaya kita mengurangi jejak karbon yang menimbulkan efek rumah kaca yang pada akhirnya bisa berujung pada pemanasan global bahkan perubahan iklim. Lalu, apa yang dapat kita lakukan sebagai pelaku usaha dan individu dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil? 

 

Mengurangi penggunaan plastik. Plastik konvensional pada dasarnya dibuat dengan bahan dasar bahan bakar fosil atau yang lebih kita kenal dengan petroleum. Terdapat banyak alternatif dari penggunaan kemasan plastik sekali pakai seperti penggunaan tas belanja dan sedotan yang dapat digunakan kembali, melakukan gerakan isi ulang untuk membiasakan individu membawa wadah atau kemasan sendiri atau bahkan menyediakan wadah yang dapat dikembalikan pada pelaku usaha (kafe, restoran dan warung).

 

Tetapi, apakah mengurangi penggunaan barang berbahan dasar bahan bakar fosil seperti plastik cukup untuk mengurangi gas emisi yang kita hasilkan? Tentu saja ada banyak sekali hal diluar pengurangan penggunaan plastik yang dapat kita lakukan untuk mengurangi jejak karbon yang kita hasilkan. Mengonsumsi produk lokal, sebisa mungkin menggunakan transportasi publik, menggunakan produk yang hemat energi, membeli dan menggunakan barang sesuai dengan kebutuhan.

 

Lalu, apakah aksi kita sebagai individu cukup? Tentu saja dampak yang besar dapat kita lihat dan rasakan dengan adanya dukungan dari pemerintah, bisnis, dan institusi. Oleh karena itu, pilihan kita terhadap mereka yang duduk di kursi pemerintahan juga memiliki andil yang besar mengenai upaya meminimalisir dampak perubahan iklim. Tetapi jangan berkecil hati, perubahan membutuhkan proses dan tidak terjadi dengan mudah dalam waktu yang singkat. Dukungan dan aksi yang kita lakukan, meskipun terasa kecil juga akan memberikan dampak positif bagi lingkungan. 

 

Maka itu jangan berputus asa. Seperti yang dikatakan salah satu influencer edukatif favorit penulis, Hank Green. Dia juga aktif dalam menyuarakan dan melakukan upaya untuk meminimalisir dampak dari perubahan iklim, “We doesn’t let hopelessness eat us then, and I’m not gonna let hopelessness eat you now”. Mulailah perubahan dari hal-hal yang kecil karena small changes matter too.

 

Referensi:

https://www.scientificamerican.com/article/scientists-risk-arrest-to-demand-climate-action/

https://www.theguardian.com/environment/2022/apr/13/xr-scientists-glue-hands-to-business-department-in-london-climate-protest

Trending topic twitter hashtag #LetTheEarthBreathe

IPCC 6th Assessment Report oleh Working Group II

 

Penulis: Tiara Anggun Pertiwi (Relawan PlastikDetox)

Penyunting: Dwi Jayanthi (Manajer PlastikDetox)

 

Profil penulis: Mahasiswa Pariwisata yang memiliki antusiasme di bidang lingkungan dan giat mencari tantangan baru.


Comments

There are no comments

 

Comments are disabled after three months

Other News